Daftar Mata Pelajaran Tes Kemampuan Akademik

Artikel23/06/2025
| Bagikan :

Mata Pelajaran TKA atau Tes Kemampuan Akademik merupakan salah satu bagian penting dalam transisi sistem evaluasi pendidikan nasional. Kebijakan ini hadir di tengah upaya pemerintah menyempurnakan cara mengukur capaian akademik siswa secara lebih inklusif dan adaptif. 

Setelah lebih dari satu dekade Ujian Nasional menjadi acuan tunggal, kini muncul kebutuhan untuk menghadirkan sistem asesmen yang lebih dari menilai hasil akhir. Penilaian seyogianya juga memberi ruang bagi perkembangan karakter belajar siswa di berbagai jalur pendidikan.

Permendikdasmen Nomor 9 Tahun 2025 menjadi dasar regulasi baru yang menetapkan penggantian standar penilaian nasional. TKA sebagai pengganti UN akan diberlakukan secara bertahap, dimulai dari jenjang SMA/SMK/MA pada November 2025, lalu menyusul jenjang SD dan SMP pada Maret 2026.

Tujuan TKA di antaranya adalah memperoleh data capaian akademik siswa secara terstandar, serta memperluas akses penyetaraan hasil belajar di pendidikan nonformal dan informal. Tujuan TKA lainnya yakni guna memperkuat kapasitas pendidik dalam penilaian. 

Kementerian juga akan menyusun soal berdasarkan kerangka asesmen nasional dan menerbitkan sertifikat hasil TKA untuk setiap jenjang. Meskipun bukan penentu kelulusan siswa, hasil ini akan digunakan sebagai indikator seleksi akademik, termasuk jalur prestasi masuk perguruan tinggi.

Adanya kabar tentang TKA yang menjadi pengganti Ujian Nasional 2025 tentu menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan pendidik. Termasuk mengenai perbedaan TKA dan UN, serta daftar mata pelajaran TKA yang akan diujikan. Ketahui juga bagaimana peran guru dalam mendampingi siswa mempersiapkan diri.

Perbedaan TKA dan UN

Perubahan format evaluasi pendidikan nasional selalu menuntut kesiapan guru dalam memahami arah kebijakan. Saat sistem pengganti Ujian Nasional 2025 resmi diterapkan, pemahaman menyeluruh tentang Tes Kemampuan Akademik (TKA) menjadi hal yang mendesak. Guru tidak hanya berperan membimbing siswa secara teknis, tetapi juga perlu memahami konteks perbedaan TKA dan UN secara konseptual.

siswa perempuan belajar bersama mata pelajaran yang termasuk ke dalam TKA

Berikut 6 perbedaan TKA dan UN yang perlu dipahami:

1. Tujuan Evaluasi

Perbedaan TKA dan UN yang paling mendasar terletak pada tujuan evaluasinya. UN berfungsi sebagai alat penentu kelulusan nasional, sementara tujuan TKA adalah menjadi indikator capaian akademik siswa yang digunakan dalam proses seleksi jalur prestasi dan kenaikan jenjang. Hasil TKA tidak menjadi penentu kelulusan, melainkan alat diagnostik untuk perbaikan mutu pendidikan.

2. Karakteristik Soal

Soal dalam Tes Kemampuan Akademik dirancang berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS), berbeda dengan UN yang cenderung mengukur hafalan. TKA menguji kemampuan siswa dalam berpikir kritis melalui soal verbal, numerik, logika, dan spasial. 

3. Fungsi Sertifikat Hasil

Jika pada UN hasil digunakan sebagai acuan tunggal kelulusan dan pemetaan sekolah, maka dalam TKA, sertifikat hasil menjadi dokumen pendukung dalam seleksi pendidikan lanjutan. Data ini juga akan digunakan oleh perguruan tinggi sebagai pertimbangan jalur prestasi. Kementerian juga menerbitkan sertifikat TKA untuk setiap siswa sebagai pengakuan atas capaian akademiknya.

4. Keterlibatan Lembaga Pendidikan Tinggi

TKA sebagai pengganti UN disusun dalam koordinasi antara Kemendikdasmen dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri. Integrasi ini menjadikan TKA lebih relevan bagi masa depan akademik siswa.

5. Tahapan Implementasi

Pelaksanaan TKA dilakukan bertahap, berbeda dengan UN yang sebelumnya serentak untuk semua jenjang. Tahun 2025, TKA hanya diterapkan bagi siswa kelas 12 SMA/SMK/MA, sedangkan untuk jenjang SD dan SMP baru dimulai tahun 2026. 

6. Prinsip Penyelenggaraan

TKA diselenggarakan berdasarkan prinsip kejujuran, kerahasiaan, dan akuntabilitas, sebagaimana tercantum dalam Permendikdasmen Nomor 9 Tahun 2025. Prinsip ini mengarahkan agar pelaksanaan TKA tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga proses dan integritas asesmen secara menyeluruh.

Mata Pelajaran Tes Kemampuan Akademik

Sebagai bagian dari reformasi asesmen nasional, mata pelajaran TKA disusun tidak hanya untuk mengukur capaian akademik, tetapi juga sebagai alat pemetaan mutu pendidikan antarwilayah. Hasil TKA akan digunakan pemerintah untuk menyusun kebijakan pendidikan yang lebih merata dan berbasis data. Dengan demikian, TKA berfungsi ganda, yakni sebagai evaluasi individual siswa dan instrumen diagnosis sistemik pendidikan nasional.

Berikut daftar mata pelajaran TKA untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK:

Jenjang SD (Kelas 6)

1. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran inti karena menilai kemampuan literasi dasar siswa. Penekanannya ada pada pemahaman bacaan dan kemampuan menyimpulkan informasi. Ini relevan dengan tujuan TKA untuk mengukur kompetensi akademik secara menyeluruh.

2. Matematika

Matematika dasar diujikan sebagai indikator kemampuan numerik dan logika. Soal dirancang berbasis pemahaman konsep, bukan sekadar hafalan rumus. Ini menjadi perbedaan TKA dan UN yang signifikan dalam pendekatan soal.

3. Pilihan 1 (sesuai minat sekolah)

Siswa dapat memilih satu mata pelajaran tambahan dari kurikulum tematik SD. Misalnya IPA atau IPS tergantung penawaran sekolah. Pilihan ini memberi ruang bagi personalisasi asesmen akademik.

4. Pilihan 2 (sesuai minat siswa)

Mapel kedua dipilih siswa berdasarkan minat atau kekuatan akademik pribadi. Ini sejalan dengan semangat pengganti UN yang lebih fleksibel dan kontekstual. Sehingga asesmen tidak sekadar menguji hafalan, tetapi pemahaman lintas bidang.

Jenjang SMP (Kelas 9)

1. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia tetap menjadi dasar dalam pengujian kompetensi literasi di tingkat SMP. Soal ujian menuntut siswa untuk memahami teks argumentatif dan eksplanatif. Ini mendukung capaian pembelajaran berbasis analisis.

2. Matematika

Soal matematika pada jenjang ini lebih kompleks dibanding SD, namun tetap dalam kerangka HOTS. Fokus pada kemampuan memecahkan masalah kontekstual. 

3. Pilihan 1 (misalnya IPA atau IPS)

Siswa bisa memilih IPA jika ingin melanjutkan ke SMA jurusan IPA, atau IPS jika minatnya ke sosial. Ini membantu sekolah menyaring potensi akademik siswa sejak dini. Pilihan ini bersifat adaptif terhadap jalur pendidikan selanjutnya.

4. Pilihan 2 (sesuai keunggulan atau minat)

Pilihan kedua memberi kesempatan pada siswa untuk menunjukkan kekuatan khusus. Misalnya, Bahasa Inggris atau PPKn tergantung kesiapan siswa. Ini memperkuat posisi TKA sebagai pengganti Ujian Nasional 2025 yang lebih inklusif.

mata pelajaran yang akan masuk ke dalam ujian akhir nasional atau Tes Kemampuan Akademik (TKA) sudah diumumkan

Jenjang SMA/SMK (Kelas 12)

1. Bahasa Indonesia

Kemampuan literasi tingkat lanjut diukur lewat analisis teks kompleks dan penalaran kritis. Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran yang ditentukan langsung oleh negara. Ini menegaskan bahwa literasi tetap jadi pilar utama dalam evaluasi akademik.

2. Bahasa Inggris

Bahasa Inggris ditambahkan untuk menilai kesiapan global siswa terutama yang ingin masuk perguruan tinggi. Asesmen mencakup pemahaman bacaan, grammar, dan inferensi. Ini menjadi keunggulan format TKA dibanding UN sebelumnya.

3. Matematika Dasar

Semua siswa, baik dari jurusan IPA, IPS, maupun Bahasa akan diuji dengan matematika dasar. Materi disesuaikan agar adil dan setara bagi semua jurusan. 

4. Pilihan 1 (sesuai jurusan: IPA, IPS, atau Bahasa)

Jurusan IPA akan memilih mata pelajaran seperti Fisika atau Biologi, sedangkan IPS bisa memilih Ekonomi atau Sosiologi. Siswa jurusan Bahasa dapat memilih Sastra Indonesia atau Antropologi. Fleksibilitas ini merupakan bentuk pembaruan sistem asesmen nasional.

5. Pilihan 2 (opsional sesuai minat studi lanjut)

Pilihan kedua memberi ruang bagi siswa untuk mengambil mata pelajaran yang mendukung rencana studi di perguruan tinggi. Misalnya, siswa IPA dapat memilih Kimia, atau siswa IPS memilih Geografi. Ini menegaskan TKA sebagai asesmen akademik yang relevan dan personal.

Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) memerlukan kesiapan menyeluruh, termasuk dari guru sebagai ujung tombak pendidikan. Guru berperan penting dalam memahami perubahan kurikulum dan metode penilaian yang menekankan keterampilan berpikir kritis, sehingga mampu membimbing siswa dengan efektif. 

Penguatan kompetensi guru menjadi kunci utama dalam mendukung suksesnya implementasi TKA sebagai pengganti UN, termasuk kesiapan dalam mengajarkan mata pelajaran TKA. Sehingga tujuan TKA dalam mencetak generasi pembelajar yang kritis dan kompeten bisa tercapai.