7 Fakta Menarik Sistem Pendidikan di Jepang

Artikel17/07/2024
| Bagikan :

Sistem pendidikan di Jepang cukup menarik untuk diulik. Terkenal dengan pendekatan yang sangat disiplin dan berorientasi pada hasil, kurikulum Jepang menempatkan standar tinggi bagi para siswa sejak dini.

Pemerintah Jepang secara konsisten berkomitmen untuk memberikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Tidak heran jika sistem pendidikan di Jepang terus menjadi salah satu yang paling dihormati dan dicontoh oleh negara-negara lain di seluruh dunia.

Indonesia sebagai negara yang sedang giat membenahi sistem pendidikan dapat belajar banyak dari Jepang. Meskipun memiliki konteks budaya dan struktur sosial yang berbeda, prinsip-prinsip fundamental yang mendasari keberhasilan pendidikan Jepang dapat diadaptasi dan diterapkan secara kontekstual di Indonesia. 

Salah satu budaya Jepang yang patut ditiru adalah dalam hal menghargai peran guru sebagai faktor penting keberhasilan pendidikan. Gaji guru di Jepang mendapatkan perhatian khusus untuk memastikan kualitas guru yang memadai. 

Penasaran berapa kisaran gaji guru di Jepang? Serta apa saja contoh budaya Jepang yang patut ditiru? Merangkum dari berbagai sumber, berikut 7 fakta menarik tentang kurikulum dan sistem pendidikan di Jepang.

  • Gaji Guru yang Cukup Tinggi

Gaji guru di Jepang termasuk yang tertinggi di antara negara-negara di Asia. Menurut data dari CNBC Internasional, rata-rata gaji guru di Jepang adalah US$ 49.498 atau sekitar Rp 705 juta. 

Gaji yang tinggi ini mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh pemerintah Jepang terhadap profesi guru.  Pemerintah Jepang fokus pada peningkatan kualitas pendidikan melalui insentif yang menarik bagi guru-guru yang berkualitas.

Selain dari aspek finansial, guru di Jepang juga memiliki tanggung jawab yang besar dalam membentuk karakter, moral, dan keterampilan akademis siswa. Prinsip-prinsip mengajar yang telah ditetapkan, seperti dekiru ko, Wakaru ko, dan Tanoshii jugyou, menjadi pedoman utama dalam menjalankan tugasnya. 

sistem pendidikan di jepang sangat memuliakan guru dan murid

  • Kurikulum yang Terstruktur

Kurikulum di Jepang dirancang dengan cermat oleh komite khusus di bawah Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (MEXT). Revisi kurikulum dilakukan setiap 10 tahun untuk memastikan relevansinya dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. 

Selain itu, kurikulum Jepang sangat menekankan pada pembentukan karakter siswa, keterampilan akademis, dan kebijaksanaan. Mata pelajaran yang diajarkan mencakup berbagai aspek kehidupan dan keterampilan yang dianggap penting bagi pembentukan generasi masa depan yang tangguh dan beretika.

Dengan menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan masa kini dan masa depan, Jepang berusaha memastikan bahwa pendidikan yang diberikan relevan. Sehingga mampu mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global.

  • Fokus pada Pendidikan Karakter

Tiga tahun pertama dalam sistem pendidikan di Jepang menjadi periode krusial dalam pembentukan karakter dan sikap mental siswa. Selain pembelajaran akademis, sistem pendidikan Jepang sangat menekankan pada pengembangan karakter siswa. 

Pendidikan moral, disiplin, kemandirian, dan tanggung jawab menjadi fokus utama selama periode ini. Berbagai kegiatan dan pelajaran diberikan kepada siswa untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya memiliki pengetahuan akademis yang baik, tetapi juga memahami pentingnya nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh budaya Jepang yang dilatih sejak dini adalah “Jiriki,” yang mewakili konsep kemandirian dan tanggung jawab atas diri sendiri. Budaya Jiriki mengajarkan nilai-nilai seperti kemandirian, kerja keras, disiplin, dan pentingnya mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan kita sendiri. 

Contoh budaya Jepang yang patut ditiru lainnya adalah “Omotenashi,” yang merupakan budaya ramah tamah dan peduli. Konsep ini mengajarkan pentingnya empati, perhatian terhadap detail, dan dedikasi untuk memberikan pengalaman terbaik kepada orang lain. Budaya ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bisnis, pariwisata, dan hubungan interpersonal.

  • Tingkat Literasi Tinggi 

Jepang menduduki posisi teratas dalam hal kualitas dan kinerja pendidikan global. Menurut Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) yang dikeluarkan oleh OECD, rata-rata skor siswa Jepang dalam literasi membaca, matematika, dan sains mencapai 540, melebihi rata-rata OECD sebesar 497. 

Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan di Jepang berhasil menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan efektif. Dengan tingkat kelulusan yang tinggi dari sekolah menengah ke perguruan tinggi, Jepang mempertahankan reputasi sebagai salah satu negara paling berpendidikan di dunia.

  • Jangka Waktu Sekolah

Jepang dan Indonesia memiliki perbedaan dalam usia masuk sekolah dasar. Di Jepang, anak-anak mulai masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun, sedangkan di Indonesia usia masuk sekolah dasar adalah 7 tahun. 

Jepang menerapkan sistem pendidikan dasar selama 6 tahun di sekolah dasar, 3 tahun di sekolah menengah pertama (SMP), dan 3 tahun di sekolah menengah atas (SMA). Durasi kuliah di perguruan tinggi Jepang umumnya adalah 4 tahun. 

Selain perbedaan usia masuk sekolah dasar, penting juga dicatat bahwa di Jepang jumlah jam belajar per minggu cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia. Meskipun kurangnya jumlah jam belajar secara kasat mata mungkin terkesan tidak mencukupi, namun ada pendekatan yang lebih efisien dalam penggunaan waktu belajar di jepang.

Metode pembelajaran di Jepang menggunakan pendekatan peer learning atau Lesson Study (LS). Metode ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari teman sebayanya dan mengeksplorasi konsep-konsep yang diajarkan.

  • Kualitas Universitas Diakui Dunia

Universitas-universitas Jepang mendapat pengakuan global atas kualitasnya. Menurut QS World University Rankings 2020, terdapat 41 universitas Jepang yang terdaftar dalam peringkat tersebut. Universitas Tokyo dan Universitas Kyoto adalah dua universitas Jepang yang menduduki peringkat tertinggi secara internasional. 

Selain itu, dalam QS Asia University Rankings 2021, Jepang memiliki 11 universitas yang masuk dalam 50 besar di Asia. Prestasi ini mencerminkan kualitas pendidikan tinggi Jepang yang tinggi dan reputasinya sebagai salah satu pusat pendidikan terkemuka di dunia.

Beberapa universitas di Jepang juga terkenal karena riset dan kontribusinya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Universitas-universitas top seperti University of Tokyo dan Kyoto University memiliki jaringan kerja sama dengan institusi-institusi riset internasional dan berkontribusi pada inovasi dan penemuan yang memengaruhi dunia secara luas. 

  • Penentu Kelulusan

Sistem penentuan kelulusan di Jepang lebih difokuskan pada penilaian sepanjang tahun ajaran daripada ujian akhir nasional. Penilaian kelulusan siswa diakumulasi dari berbagai aspek, termasuk nilai-nilai ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir di sekolah. Ujian nasional di Jepang lebih berperan sebagai syarat masuk ke universitas. 

Proses seleksi untuk masuk ke perguruan tinggi sering kali melibatkan dua tahap ujian, yaitu ujian nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Jepang dan ujian khusus universitas. Gabungan skor dari kedua tahap ini menentukan keputusan akhir penerimaan mahasiswa baru di universitas-universitas Jepang. 

Penilaian sepanjang tahun memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi dan meningkatkan pemahaman secara berkelanjutan. Sistem pendidikan di Jepang memberikan penekanan pada aspek pembelajaran dan pemahaman yang lebih menyeluruh daripada sekadar mengandalkan hasil tes akhir.

Melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, Jepang telah berhasil menciptakan lingkungan pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Termasuk menyiapkan generasi unggul yang mampu bersaing di pasar kerja global. 

Perlu diingat, meskipun sistem pendidikan Jepang memiliki keunggulan dan prestasi yang mengesankan, tidak ada sistem pendidikan yang sempurna. Dalam konteks globalisasi dan perubahan yang cepat, sistem pendidikan Jepang terus beradaptasi dan berevolusi untuk memenuhi tuntutan zaman. 

Dengan mempelajari pendekatan dan strategi yang sukses dari Jepang, negara-negara lain dapat mendapatkan wawasan tentang cara meningkatkan kualitas sistem pendidikan dalam menghadapi tantangan masa depan. Kita dapat belajar dari kurikulum Jepang untuk memperbaiki sistem pendidikan di indonesia.