Mengintip Sistem Pendidikan di China
Pendidikan di China atau Tiongkok telah mengalami transformasi yang luar biasa dari segi jumlah dan kualitas dalam dua dekade terakhir. Menurut data UNESCO, jumlah mahasiswa Tiongkok yang melanjutkan pendidikan di luar negeri melonjak lebih dari 590 persen dari tahun 1998 hingga 2017.
China adalah negara terbesar pengirim mahasiswa internasional, dengan lebih dari 900.000 mahasiswa terdaftar di berbagai universitas di seluruh dunia. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh sistem pendidikan global, tetapi juga pada ekonomi lokal negara-negara tujuan. Sebut saja Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, di mana mahasiswa asal China berkontribusi besar terhadap pemasukan universitas.
China negara maju dengan lebih dari 270 juta siswa terdaftar di berbagai jenjang pendidikan. Kurikulum di China telah berkembang untuk menyeimbangkan antara prestasi akademik dan pengembangan keterampilan praktis.
Pada tahun 2018, jumlah mahasiswa di tingkat tersier telah melonjak menjadi hampir 45 juta, dengan tingkat partisipasi pendidikan tinggi yang mencapai 50 persen. Pertumbuhan ini juga diiringi oleh peningkatan kualitas lembaga pendidikan tinggi di China. Misalnya Universitas Tsinghua dan Peking yang kini menduduki peringkat teratas dunia.
Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan negara. Transformasi ini tidak hanya memperkuat posisi China dalam pendidikan global, tetapi juga memperkuat basis pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di era modern.
Evolusi Sistem Pendidikan China
Reformasi sistem pendidikan di China dimulai pada awal 1980-an sebagai bagian dari kebijakan modernisasi ekonomi di bawah Deng Xiaoping. Saat itu, pemerintah mulai mengalihkan fokus pendidikan untuk mendukung pengembangan sains dan teknologi.
Pendidikan wajib sembilan tahun diperkenalkan untuk memastikan semua anak menerima pendidikan dasar. Sehingga tersedia tenaga kerja terdidik yang siap berkontribusi pada pembangunan ekonomi. Kebijakan ini menjadi landasan penting dalam perbaikan sistem pendidikan China.
Pada 1990-an, reformasi meluas ke pendidikan menengah dan tinggi. Pemerintah meningkatkan investasi pendidikan dan merombak kurikulum di China agar relevan dengan kebutuhan global. Kebijakan “massification of higher education” yang dimulai pada 1999 secara drastis meningkatkan jumlah mahasiswa. Langkah ini membuka akses lebih luas ke pendidikan tinggi dan memperkuat daya saing negara dalam ekonomi global.
Memasuki era 2000-an, pendidikan vokasional dan kejuruan menjadi fokus utama untuk membekali angkatan kerja dengan keterampilan praktis. Anggaran pendidikan mencapai 4% dari PDB pada 2012. Ini menunjukkan komitmen China untuk memperluas akses pendidikan. Serta meningkatkan kualitas dan relevansinya terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja yang terus berkembang.
Pada 2010-an, China semakin memanfaatkan teknologi dalam sistem pendidikannya, terutama di wilayah pedesaan. Pembelajaran daring menjadi bagian penting dari strategi pendidikan yang membantu mengatasi kesenjangan akses di daerah terpencil. China adalah negara yang juga mendorong inovasi di tingkat universitas melalui pembangunan institut penelitian, memperkuat kolaborasi internasional, dan menciptakan lulusan yang lebih kompetitif secara global.
Saat ini, China negara maju dengan sistem pendidikan yang terus berkembang. Tingkat melek huruf melebihi 96% dan universitas-universitas top China masuk peringkat dunia. Pendidikan tinggi di China tidak hanya melayani kebutuhan domestik tetapi juga berperan dalam persaingan global. Ini menjadikan pendidikan pilar utama dalam transformasi negara menuju kekuatan ekonomi dan teknologi terkemuka di dunia.
Struktur Pendidikan di China
Sistem pendidikan di China merupakan salah satu yang terbesar dan paling terstruktur di dunia. Struktur ini didukung oleh kurikulum yang terus berkembang, ujian nasional yang kompetitif, serta berbagai pilihan jalur akademik dan kejuruan.
Struktur sistem pendidikan di China di antaranya:
-
Pendidikan Wajib di China
Pendidikan di China dimulai dengan pendidikan dasar yang terdiri dari sekolah dasar (6 tahun) dan sekolah menengah pertama (3 tahun). Pada tahap ini, fokus utama adalah memberikan pemahaman mendasar tentang berbagai disiplin ilmu, termasuk matematika, bahasa Mandarin, dan ilmu pengetahuan.
Pemerintah China menerapkan kebijakan pendidikan wajib selama 9 tahun untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan dasar. Struktur ini dirancang agar siswa memiliki fondasi yang kuat sebelum melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
-
Sekolah Menengah Atas
Setelah menyelesaikan pendidikan wajib, siswa dapat melanjutkan ke sekolah menengah atas yang berlangsung selama 3 tahun. Pada tahap ini, kurikulum di China mulai lebih terarah, di mana siswa dapat memilih jalur akademik atau kejuruan, tergantung pada minat dan kemampuan mereka.
Bagi siswa yang memilih jalur akademik, kurikulumnya akan mencakup mata pelajaran yang lebih mendalam seperti sains, teknologi, serta bahasa asing. Tahap ini merupakan persiapan penting sebelum memasuki perguruan tinggi.
-
Pendidikan Kejuruan
Bagi siswa yang tidak mengambil jalur akademik, pendidikan kejuruan tersedia sebagai alternatif. Program ini menawarkan keterampilan praktis di berbagai sektor, seperti teknologi, manufaktur, dan layanan. Lulusan jalur ini siap langsung memasuki dunia kerja, di mana mereka mendapatkan keahlian yang sangat dibutuhkan oleh industri.
-
Ujian Gaokao
Gaokao adalah ujian nasional yang wajib diambil oleh siswa SMA yang ingin melanjutkan ke universitas di China. Ujian ini meliputi berbagai mata pelajaran seperti matematika, bahasa Mandarin, bahasa asing, serta pilihan antara ilmu alam dan ilmu sosial.
China memiliki standar ujian yang sangat tinggi dan hasil dari ujian ini sering kali menjadi penentu masa depan siswa. Biasanya persiapannya dilakukan dengan sangat serius selama bertahun-tahun.
-
Pendidikan Tinggi dan Universitas
China adalah negara yang sangat mementingkan pendidikan tinggi dengan sejumlah universitas yang menduduki peringkat global. Siswa yang ingin masuk universitas harus melalui ujian masuk nasional yang sangat kompetitif. Ujian ini menjadi penentu utama apakah siswa dapat melanjutkan ke universitas yang diinginkan. Di tingkat perguruan tinggi, mahasiswa bisa memilih berbagai program studi yang mencakup sains, teknologi, seni, hingga ilmu sosial, dengan penekanan pada inovasi dan penelitian.
-
Kurikulum yang Menekankan Inovasi
Di tingkat sekolah menengah atas dan perguruan tinggi, kurikulum di China semakin mengarah pada inovasi, terutama dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Kebijakan pendidikan ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa bersaing di tingkat global dan menjadi tenaga kerja yang kompeten di era digital.
-
Pelatihan Vokasional dan Pengembangan Keterampilan
Pendidikan adalah bagian vital dari pengembangan sumber daya manusia di China. Sistem pelatihan vokasional di China berfokus pada pengembangan keterampilan praktis dan teknis yang dibutuhkan oleh industri modern. Lulusan program ini biasanya siap bekerja di sektor-sektor seperti teknologi, manufaktur, dan layanan, dengan kemampuan yang relevan untuk kebutuhan pasar tenaga kerja masa kini.
Sistem pendidikan di China tentu memiliki sisi positif dan tantangannya sendiri. Penting bagi kita sebagai bangsa Indonesia untuk melihat bagaimana pendekatan yang diterapkan China dapat menjadi inspirasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Tentu saja, setiap negara memiliki konteks dan kebutuhan yang berbeda, sehingga sistem pendidikan di negara lain pun beragam. Maka kita harus bijak dalam menyaring pelajaran yang relevan. Fokus kita harus tetap pada menciptakan sistem pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai, karakter, dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Sambil terus berinovasi agar mampu menghadapi tantangan global.